Life is Never Flat, That's Old News

Hidup sering memberi kejutan. Seperti mengingatkan, kendali utama bukan di tangan kita.

Manusia boleh memiliki rencana hingga begitu detil dan matang, tapi penentu utamanya bukan kita. Sebegitu sempurna sebuah rencana, bisa begitu saja berantakan out of the blue dan yang bisa kita lakukan hanya menjalaninya dengan ikhlas, menerima apa adanya. Ini adalah sesuatu yang pasti banyak orang sudah paham. Saya pun. Lebaran kemarin saya seperti diingatkan lagi tentang hal ini.

Lebaran yang sudah saya tunggu-tunggu setelah dua kali lebaran dalam kondisi lebih tak menentu akibat pandemi (tidak bisa mudik massal, tidak bisa salat Id bersama jamaah yang besar, dsb), ternyata berjalan di luar dugaan. Anak saya yang bungsu, jatuh sakit dan harus opname di rumah sakit. Praktis selama lebaran, selama enam hari, saya mengurus si kecil di rumah sakit.

Kecewa itu manusiawi ketika rencana tidak berjalan sesuai harapan. Tapi, ketika itu sudah terjadi, pilihan bagi kita tinggal menerima dan menjalaninya secara ikhlas. Lha, iya, mau protes juga ke siapa? Wkakak. Saya kira hal yang sama juga berlaku ketika dalam perjalanan kita membangun kesejahteraan finansial. Menemui hal-hal yang di luar harapan atau dugaan, itu hal wajar. Simply karena hidup tidaklah linier.

Berharap project yang diidam-idamkan bisa gol, eh, ternyata dibatalkan di detik-detik akhir. Atau, ada penawaran yang menjanjikan dan kita sudah ikuti prosesnya dengan takzim, eh, nyatanya batal tanpa alasan yang jelas. Atau, kinerja instrumen investasi yang kita harapkan bisa stabil sesuai asumsi hitungan awal, ternyata “busuk” banget sampai membuat kita merugi sekian banyak. Life is never flat, kata tagline iklan kesohor itu. Kecewa, marah atau sedih sebagai respon awal itu manusiawi dan valid. Tapi, jangan lama-lama. Waktu terus berlalu, tanpa mau menunggu.. kata Raisa… haha.. Jadi, ketika ada kejutan hidup yang membuat rencana dan ekspektasimu berantakan, nikmati saja. Jalankan plan B atau kalau perlu tempuh pivot line, hehehe.

Jadi, nikmati saja perjalanan kita sepenuhnya. Perbanyak syukur. Saya mau tutup coretan kecil ini dengan lagu yang sedang saya sukai banget saat ini, hehe… Lagu dari Tulus berjudul Diri:

Hari ini, kau berdamai dengan dirimu sendiri//Kaumaafkan, semua salahmu… ampuni dirimu//Hari ini, ajak lagi dirimu bicara mesra//Berjujurlah pada dirimu, kau bisa percaya//Maafkan semua yang lalu//Ampuni hati kecilmu…//Luka, luka, hilanglah lukaBiar tenteram yang berkuasa//Kau terlalu berharga untuk lukaKatakan pada dirimu//Semua baik-baik saja//Bisikkanlah, terima kasih pada diri sendiri//Hebat dia, terus menjagamu dan sayangimu…//Suarakan, bilang padanya, jangan paksakan apa pun//Suarakan, ingatkan terus aku makna CUKUP//Luka, luka, hilanglah luka//Biar senyum jadi senjata//Kau terlalu berharga untuk luka//Katakan pada dirimu semua baik-baik saja//Bila lelah, menepilah//Hayati alur napasmu…//Luka, luka, hilanglah luka, biar tent’ram yang berkuasa//Kau terlalu berharga untuk luka//Katakan pada dirimu//Semua baik-baik saja//Luka, luka, hilanglah luka//Biar senyum jadi senjata//Kau terlalu berharga untuk luka//Katakan pada dirimu//Semua baik-baik saja//Semua baik-baik saja.

*Photo by The Lazy Artist Gallery from Pexels: https://www.pexels.com/photo/woman-standing-on-sand-dune-throwing-hat-1446513/

Comments

Banyak dibaca

Jakarta, Saya dan Seribu Cerita...

Darurat Literasi Finansial Mahasiswa di Kampus

Inflasi Tinggi Makin Mencekik, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Tarif Listrik Mahal, Turunkan Daya Listrik Jadi Solusi: Begini Cara Menurunkan Daya Listrik

Strategi Pengelolaan Keuangan Generasi Sandwich Tanpa Drama

Jastip Tipu-Tipu Menelan Korban Miliaran Rupiah: Waspadai Penipuan Jastip Skema Ponzi