Menabung Emas untuk Persiapan Dana Sekolah Anak, Mulai Darimana?

Menyiapkan dana sekolah anak dengan menabung emas bisa kamu tempuh. Dengan hitungan yang tepat, kebutuhan dana sekolah anak dapat kita siapkan lebih aman.

Sejak 13 Juli lalu, Tahun Ajaran 2020/2021 sudah dimulai. Sekolah di tengah pandemi besar Covid-19 yang telah menjungkirbalikkan kehidupan kita semua. Sekolah online di mana porsi pengajaran lebih banyak mengandalkan peran orang tua di rumah. Tapi bayarnya tetep ya, buibuk? Hihihi. Pandemi ini memang menyingkap banyak wajah asli, gak sih?

Mana pemerintahan yang tanggap dan leading beneran, mana rumah tangga yang keuangannya sehat dan mana yang kemarin-kemarin kebanyakan utang konsumtif, dsb. Juga, mana sekolah yang kualitasnya memang bagus dan mana yang ternyata gagap dengan perubahan (soal ini nanti saya mau tulis dalam artikel khusus, hihihi).

Anyway. Kali ini sesuai banyak request dari buibu saya ingin berbagi tentang serba serbi menyiapkan dana pendidikan anak. Iyes, sekolah itu butuh duit. Kecuali kita sekolahin anak di sekolah negeri yang banyak mendapatkan subsidi negara, sekolah di swasta merogoh kocek tidak sedikit (walau perlu digarisbawahi, sih, sekolah bagus tidak selalu mahal. Begitu juga sebaliknya. Sekolah yang mahal tidak selalu bagus dan profesional). Poinnya, sekolah butuh uang. Supaya tidak bikin jebol kantong, ada baiknya kita siapin dari jauh-jauh hari kebutuhan dana pendidikan anak biar lebih ringan. Nabung, lah, istilahnya.

Dari tahun ke tahun, biaya sekolah terus naik minimal mengikuti tingkat inflasi. Kompas pernah menulis inflasi biaya pendidikan sekitar 10%-15%. Wew, gede jugak. Apa saja yang termasuk kebutuhan dana pendidikan anak? Ada beberapa jenis, mulai dari Uang Pangkal, Uang Bulanan (SPP), Uang Komite (POMG), Uang Buku, Uang Kegiatan/Ekstrakurikuler, Uang Antar Jemput sampai Uang Katering, dan lain sebagainya.

Yang gede biasanya uang pangkal atau uang masuk saat pertama kali anak bersekolah. Sedang kelak saat kenaikan tingkat, ada biaya daftar ulang dan pembayaran uang kegiatan tahunan. Ada sekolah yang membebankan uang pangkal besar di awal tapi SPP flat sampai lulus. Ada juga yang uang pangkal ga terlalu besar tapi uang daftar ulang per tahun, gede pisan.

Nah, dari mana menyiapkan semua kebutuhan uang sekolah anak itu? Kalau menabung biasa di tabungan di bank atau di bawah kasur gitu bisa gak, mbak Ruisa? Ya, bisa aja, tapi ga nyampe-nyampe hahaha. Mengapa? Yes, inflasi, buibuk. Tahun ini uang pangkal mungkin sekitar Rp20 juta saja. Lha, 5 tahun lagi berapa? Kalau inflasinya per tahun 10%, maka 5 tahun lagi uang pangkalnya jadi Rp32,2 juta. Percaya nggak? Kalau saya ya percaya inflasi itu nyata. Buktinya, si Melisa dulu beli bakso semangkok cuma 200 perak sekarang semangkok bakso yang enak minimal Rp15.000, gaessss, wkwkwk.

So, investasi adalah pilihan logis supaya upaya kita mengumpulkan kebutuhan dana pendidikan anak bisa melawan inflasi atau kenaikan harga di masa mendatang. Investasi menjadi pilihan rasional bila target pemakaian dana baru akan digunakan di atas 4 tahun. Misalnya, anak baru masuk SD 6 tahun lagi (sekarang masih bayi), ya mending investasi daripada nabung biasa. Tapi kalau masuk SD udah 2 tahun lagi, jangan pilih investasi. Pilih menabung biasa karena risikonya lebih kecil. Konsekuensinya, yang ditabung ya kudu gede duitnya, hehe. Kalau investasi, jauh lebih kecil dana yang harus disisihkan. Gitu yaaa..

Investasi di mana? Bisa ke reksa dana, obligasi atau surat utang, bisa juga ke saham, properti atau emas. “Duh mbak Ruisa, aku tuh ga paham investasi investasi reksadana saham sahaman gitu… pake emas aja bisa kan?”

Ya bisa, dong. Makanya kali ini, saya ingin mengulas tentang investasi dana pendidikan anak melalui emas.

Kinerja emas logam mulia Antam selama setahun terakhir harganya sudah naik 31,2% dan diprediksi bakal menembus Rp1 juta per gram akhir tahun 2020. Wew. Selamat bagi para juragan emas dan penimbun emas, Andah sekarang SULTAN, hahah! Harga emas memang outstanding lebih-lebih di tengah pandemi yang bikin kinerja paper investment ancur minah. Jadi, wajar bila orang semakin banyak yang ingin meminang emas sebagai pilihan investasi.

Untuk konteks Indonesia, dari dulu emas memang investasi favorit, selain deposito bank dan properti. Menabung dana pendidikan anak dengan cara menabung emas sudah banyak dilakukan orang tua kita dulu. Bila kamu pun ingin memilih emas sebagai medium berinvestasi, yuk simak di sini tahap-tahapnya.

Strategi menabung emas untuk dana sekolah anak

Berikut ini langkah-langkah yang perlu kita tempuh bila ingin menyiapkan dana pendidikan anak dengan cara menabung emas:

1. Kumpulkan informasi biaya sekolah

Kamu perlu mengetahui berapa besar kebutuhan dana sekolah anak yang hendak kamu kumpulkan. Akan lebih baik bila kamu menyiapkan seluruh pendanaan sekolah anak mulai tingkat dasar sampai atas. Ingat, semakin awal menabung, maka dana yang harus kamu tabung bisa lebih ringan.

Untuk itu, sebagai langkah awal, kumpulkan informasi tentang biaya sekolah dasar hingga menengah. Akan lebih baik bila informasi tersebut spesifik di sekolah mana dan berapa rata-rata kenaikan per tahun. Kamu bisa mencari informasi melalui dunia maya, forum online, menelpon sekolah yang jadi idaman, atau mendatangi langsung sekolah tersebut.

Sebagai gambaran, anggaplah anak saat ini masih bayi atau 0 tahun. Nah, kamu menginginkan anak kamu kelak bersekolah di SD Fajar Pagi di mana saat ini uang pangkal masuk sekolah tersebut sebesar Rp20 juta. Sedang uang bulanannya Rp1 juta. Dari informasi pihak sekolah, rata-rata kenaikan uang pangkal dan SPP sekitar 10% per tahun.

Adapun biaya sekolah di SMP Matahari Pagi, uang pangkalnya saat ini mencapai Rp30 juta dan uang bulanan Rp1,5 juta. Rata-rata kenaikan biaya per tahun sekitar 10%. Untuk SMA, anggaplah kamu ingin menyekolahkan anak di SMU Semangat Pagi. Di mana saat ini uang pangkal di sana mencapai Rp40 juta dan biaya bulanan Rp2 juta. Menurut pihak sekolah, rata-rata kenaikan biaya sekitar 10% per tahun. Terakhir, biaya kuliah di Universitas Pembela Pagi, biaya per semester anggap saja Rp20 juta dengan asumsi inflasi 10% per tahun.

Dari informasi tersebut, baru kamu bisa melangkah ke tahap berikut yakni mengetahui kebutuhan biaya sekolah anak di waktu mendatang.

2. Ketahui kebutuhan biaya sekolah di masa depan

Dari informasi tentang biaya sekolah saat ini, baru kamu bisa memperkirakan kebutuhan biaya sekolah di masa mendatang ketika si buah hati waktunya bersekolah. Idealnya, kamu hitung seluruh kebutuhan biaya yaitu uang pangkal dan uang bulanan. Tapi, bisa pula menghitung kebutuhan terbesarnya saja yakni uang pangkal. Dengan asumsi, kebutuhan uang SPP bulanan bisa ditanggung oleh arus kas kamu di masa mendatang.

Sebagai gambaran, untuk biaya SD, kamu memiliki waktu 6 tahun mengumpulkan biaya sekolah si buah hati. Perinciannya sebagai berikut, kebutuhan uang pangkal Rp20 juta dengan inflasi 10% per tahun. Maka, 6 tahun mendatang saat anak siap masuk SD, kebutuhan uang pangkal menjadi Rp35,43 juta.

Untuk kebutuhan biaya SMP pada 12 tahun mendatang, uang pangkalnya menjadi sebesar Rp94,15 juta. Kemudian uang pangkal SMA 15 tahun mendatang menjadi sebesar Rp167 juta. Adapun kebutuhan dana masuk universitas 18 tahun lagi menjadi Rp166,79 juta. Total kebutuhan dana sekolah anak, satu anak, mencapai Rp463,37 juta. Itu di luar kebutuhan SPP bulanan dan printilannya ya, karena diasumsikan kita fokus ke kebutuhan UANG BESAR aja yaitu uang pangkal/uang masuk. Kalau niat sekolahin anak ke luar negeri ya beda lagi itungannya.

Gimana?

Gede ya? HAHAHAHA. Udah pusing belum? Anak satu ya kalikan satu aja. Anak tiga kayak saya? Tinggal dikalikan tiga plus kalikan variabel inflasi. Mumet? Ya jelas, wkwkwkw. Tapi, jalani ajalah, hidup mah jangan kebanyakan takut dan khawatir 😛

3. Konversikan dengan harga emas saat ini

Harga emas logam mulia per 22 Juli 2020 adalah Rp982.000 per gram. Jadi, untuk kebutuhan dana masuk SD sebesar Rp35,43 juta, setara dengan 36,07 gram emas. Kamu bisa mengumpulkan dananya dengan cara menabung emas sebanyak 6 gram per tahun atau 0,5 gram per bulan.

Sedangkan untuk kebutuhan uang masuk SMP, yang perlu ditabung adalah sebanyak 95,87 gram emas. Karena anak baru masuk SMP 12 tahun lagi, kamu cukup menabung 7,98 gram emas per tahun selama 12 tahun atau 0,66 gram per bulan selama 12 tahun.

Lakukan penghitungan yang sama untuk tingkat SMA dan Perguruan Tinggi. Tinggal dikonversikan kebutuhan rupiah ke dalam emas, bagi dengan target waktu penggunaan dana. Ketemu deh berapa gram emas yang harus kita tabung per tahun atau per bulan. Mudah, kan? (Ngitungnya sih dari dulu gampang, ngumpulin duitnya itu ya butuh kerjakerasbagaiQUDA, wkwkwkw).

O, ya, supaya dana pendidikan anak aman, setahun atau 6 bulan sebelum target pemakaian, sebaiknya mulai cairkan emasnya, buibu.. itu untuk mengantisipasi bila saat mendekati waktu pemakaian, harga emas turun, bisa-bisa nanti dananya jadi kurang, hehe. Cairkan dulu dan parkir sementara di deposito bank yang risk free. Kelak saat digunakan, ya tinggal dicairkan.

Pengalaman saya…

Saya menabung dana pendidikan anak di kebanyakan memakai reksa dana. Ada juga yang memakai emas, menggunakan aplikasi Brankas LM dan Pegadaian Digital. So far so good. Waktunya bayar sekolah anak ya gak pake acara gedubrakan. Alhamdulillah. Rencana keuangan bila sudah diniati dengan goodwill dan optimisme, insyaallah dimudahkan.

Semangat buat buibu semuaaaa 😉

Butuh konsultasi dan advis dari profesional Certified Financial Planner? Silakan klik di sini ya 🙂

Comments

Banyak dibaca

Jakarta, Saya dan Seribu Cerita...

Darurat Literasi Finansial Mahasiswa di Kampus

Inflasi Tinggi Makin Mencekik, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Tarif Listrik Mahal, Turunkan Daya Listrik Jadi Solusi: Begini Cara Menurunkan Daya Listrik

Strategi Pengelolaan Keuangan Generasi Sandwich Tanpa Drama

Jastip Tipu-Tipu Menelan Korban Miliaran Rupiah: Waspadai Penipuan Jastip Skema Ponzi