Cara Menghemat Listrik Prabayar dan Pascabayar agar Tagihan Terkendali

Selama menjalankan aktivitas #diRumahAja konsumsi listrik jadi melejit tinggi. Saatnya menerapkan #PandemicHacks agar pengeluaran listrik bisa terkendali. Simak trik yang bisa kita praktekkan!

Keharusan menerapkan physical atau social distancing demi memperlambat penyebaran wabah virus Covid-19, memaksa kita terkurung di rumah sekian bulan. Bila dihitung sejak kasus infeksi Covid-19 resmi muncul awal Maret lalu, sudah lebih dari tiga bulan kita jadi “tahanan rumah” seperti ini. Ada enaknya. Ada tidak enaknya. Pos pengeluaran transportasi, bensin, tol, parkir, makan siang di kantor, jalan-jalan ngemol, staycation dan sebagainya itu, lenyap. Minimal telah banyak berkurang karena kita memang tidak kemana-mana.

Tapi eh tapi. Di rumah 24 jam di tengah hawa Indonesia yang memasuki musim kemarau ini tentu saja tidak mungkin membiarkan air conditioner mejeng saja di dinding, haha. Mesin pendingin udara yang biasanya cuma nyala dari mulai maghrib sampai jam 3 pagi, kini nyala hampir 24 jam. Begitu pun colokan laptop, ponsel, televisi, dan sebagainya. Ditambah bawaan warga rumah yang jadi mudah lapar saat terkurung, dapur pun jadi lebih sibuk bikin ini itu: oven lebih sering nyala, rice cooker juga, kulkas lebih banyak muatannya hingga mempengaruhi pula konsumsi listriknya, belum lagi blender, juicer, mixer yang jadi lebih sering keluar dari “sarang” untuk bebikinan.

Tiba-tiba banyak yang kaget kala mendapati tagihan listrik: JEBRET! Naik gila-gilaan, hahaha. Walau akhirnya ada penjelasan dari PLN bila kenaikan itu ada kaitannya dengan pencatatan meteran listrik yang terpaksa absen selama PSBB, tapi harus diakui konsumsi listrik saat kita lebih sering di rumah, ya, memang otomatis lebih besar.

Di media sosial sempat ramai para netizen mencurigai bahwa membengkaknya tagihan setrum itu akibat PLN menaikkan tarif listrik diam-diam. Sampai-sampai PLN akhirnya merilis penjelasan kalau tidak ada kenaikan tarif. Yang terjadi adalah penyesuaian skema hitungan konsumsi listrik dengan kondisi ketiadaan petugas meteran datang ke rumah untuk mencatat (saya juga enggak paham mengapa sistemnya masih jadul begini… hello, gabisa apa bikin apps khusus untuk catat meteran?). Jadilah, yang banyak mengalami “pelonjakan” itu pelanggan pascabayar. Kalau pelanggan listrik prabayar, sih, keknya tidak ada lompatan tagihan yang mengagetkan.

Kenaikan listrik terakhir adalah Januari 2017. Saya ingat karena ketika itu saya menulis artikel tentang hal itu. Sejak Januari 2017, harga listrik nonsubidi untuk pelanggan Tegangan Rendah (TR) baik rumah tangga kecil berdaya mulai 1.300 VA maupun pelanggan industri dan perkantoran, dipatok sebesar  Rp 1.467,28 per kWh. Lebih detilnya adalah sebagai berikut:

  1. Tarif untuk tegangan rendah sebesar Rp 1.467/kWh
  2. Tarif untuk R-1/900 VA RTM (Rumah Tidak Mampu/penerima subsidi) sebesar Rp 1.352/kWh
  3. Tarif untuk tegangan menengah sebesar Rp 1.115/kWh
  4. Tarif untuk tegangan tinggi sebesar Rp 997/kWh

Menghemat konsumsi listrik adalah salah satu cara mencintai bumi

cara menghemat listrik prabayar dan pascabayar
source: unsplash.com

Gara-gara pandemi Covid-19 yang mengharuskan anak-anak belajar di rumah saja, saya akhirnya banyak mencari cara agar mereka bisa sedikit terhibur dari rasa bosan dan terkurung di rumah. Salah satunya adalah dengan membelikan mereka permainan Ecofunopoly seri karbon. Saya beli tiga sekaligus karena lagi ada promo Pay As You Wish. Satu untuk anak2, dua untuk keponakan-keponakan. Anak-anak senang bermain ini. Anak saya yang kedua, jadi mau lho makan sayur karena ingin menang permainan ini, hahaha.

Ecofunopoly memang mengajak anak-anak lebih peduli pada lingkungan. Jadi, pemain yang banyak melakukan perbuatan merawat bumi: berhemat listrik, membuang sampah pada tempatnya, memisahkan sampah menurut jenis, membawa wadah bekal sendiri, makan hasil alam dan sebagainya; dia berkesempatan menang.

Anak-anak jadi tahu apa saja yang bisa mereka lakukan untuk menghemat listrik. Mereka jadi tahu itu perilaku baik karena berarti berpartisipasi merawat bumi. Nah, kalau anak-anak aja sudah mulai paham, masak yang gede enggak, haha. Menghemat listrik bukan hanya untuk kesehatan anggaran rumah tangga. Tapi juga demi rasa sayang terhadap bumi.

Sebagaimana kita tahu, pembangkit listrik di Indonesia kebanyakan dihidupkan dengan batubara. Tahu dong, ya, batubara itu didapatkan dengan aktvitas tambang yang seringkali menzalimi lingkungan maupun penduduk sekitar daerah tambang… So, itulah mengapa perihal penghematan energi bukan sekadar masalah perduitan, tapi juga salah satu cara kecil kita menunjukkan rasa sayang pada bumi ini… Yah, walau baru bisa bertindak sebatas menghemat konsumsi listrik, tak apalah, daripada tidak sama sekali, yekan?

So, berikut ini beberapa trik mudah yang bisa diterapkan agar konsumsi listrik prabayar ataupun pascabayar bisa terkendali:

1. Matikan lampu yang tidak digunakan

Langkah sederhana ini sering luput dilakukan orang. Ketika malam telah tiba dan saatnya beristirahat, lampu rumah di banyak ruangan masih terang benderang. Sebagai cara menghemat listrik, biasakan mematikan lampu ketika malam tiba dan sisakan beberapa saja penerangan yang penting.

Misalnya, lampu teras, lampu dapur, dan lain-lain. Jangan lupa pula untuk selalu mematikan lampu ketika keluar dari ruangan, seperti lampu kamar mandi begitu selesai hajat. Cara menghemat listrik ini tidak susah. Cuma butuh konsistensi aja.

2. Cabut steker dari stop kontak setelah tak terpakai

Membiarkan steker menancap terus di stop kontak/terminal/multiplug, bukan hanya berisiko merusak peralatan elektronik kamu. Steker yang terus tertancap juga mengonsumsi listrik terus menerus selama kamu biarkan terpasang.

Sebagai gambaran, kabel laptop yang terpasang di stop kontak, akan mengonsumsi listrik sekitar 50 watt per jam. Sedangkan komputer meja atau desktop memakan listrik sekitar 20 watt per jam. Begitu juga charger ponsel, memakan kurang lebih 1 watt per jam. Belum lagi steker televisi yang bisa menghabiskan listrik sampai 15 watt per jam. Modem internet juga bisa menjadi “vampir listrik” sebesar 4 watt per jam. Nah, tinggal kamu kalikan deh berapa listrik yang tersedot saban hari, hihihi. Banyak juga, kan?

3. Ganti lampu biasa dengan LED

Cara menghemat listrik yang satu ini memang membutuhkan modal cukup besar. Maklum, harga lampu LED atau light-emitting diode (LED) harganya relatif lebih mahal dibandingkan lampu biasa. Rata-rata harganya di atas Rp 100.000 per unit. Tapi, penghematannya akan terasa dalam jangka panjang. Sebagai  gambaran, lampu LED merek tertentu berkapasitas 7 watt bisa setara dengan bohlam biasa berdaya 60 watt.

Bila memang kamu ingin pengeluaran listrik lebih hemat hingga di masa mendatang, menimbang pemakaian lampu LED ketimbang lampu bohlam biasa, perlu kamu timbang.

4. Atur pemakaian alat elektronik berdaya besar

Beberapa peralatan elektronik memakan listrik yang tidak kecil. Sebut saja, mesin pendingin udara alias air conditioner (AC), pompa air, dispenser, water heater, rice cooker atau magic com, mesin cuci, pengering pakaian, setrika dan lain-lain. Atur pemakaian alat-alat elektronika yang boros listrik ini agar listrik prabayar atau listrik pasca bayar Anda tidak lekas habis.

Salah satu cara menghemat listrik yang bisa kita lakukan adalah mengatur jadwal pemakaian. Misalnya, pemakaian mesin cuci cukup seminggu tiga atau empat kali saja, tidak perlu setiap hari. Dispenser air panas tidak perlu dinyalakan terutama bila kebutuhan air panas tidak terlalu sering. Kamu bisa menjerang air saja di kompor gas untuk kebutuhan air panas. Sedang air dingin, kamu tinggal mengoptimalkan kulkas. Beli tandon air ukuran cukup besar untuk menampung air sehingga pompa listrik tidak perlu terlalu sering menyala, dan lain sebagainya.

5. Pilih alat elektronik yang hemat listrik

Seperti sudah disebut di atas, untuk lampu kamu bisa memilih LED ketimbang bohlam biasa. Begitu juga untuk AC, sebaiknya memilih yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pemakaian. Banyak orang asal membeli yang diklaim hemat seperti AC tipe inverter tapi tidak memahami cara mengoptimalkan penghematannya. Jadinya malah boros, haha. Contoh, nih, ya, untuk AC tipe inverter ini cocok untuk ditempatkan di ruang dengan pemakaian AC yang lama lebih dari 8 jam, juga untuk ruangan di mana orang tidak banyak keluar masuk (buka tutup pintu).

Jadi, bila kamu beli AC inverter untuk tipe ruang seperti itu, yang ada konsumsi listriknya malah makin boncos karena kompresornya akan terus menerus bekerja hingga menuju suhu yang diinginkan ditambah tarikan listrik saat pertama kali dinyalakan itu gede banget, wkwk. Begitu juga untuk tipe alat elektronik lain, sebaiknya pahami dulu klaim hemat listriknya itu dalam kondisi seperti apa.

6. Ajak orang rumah ikut kebiasaan hemat energi

Cara menghemat listrik berikutnya membutuhkan kekompakan. Namanya aja rumah isinya banyak orang. Kecuali kamu hanya tinggal di kamar kosan, haha. Target penghematan listrik akan susah diwujudkan bila hanya satu orang saja yang rajin melakukan cara-cara penghematan. Misalnya, kebiasaan mematikan lampu kamar mandi setelah selesai digunakan, atau mematikan lampu kamar ketika tidur atau pergi… dan lain sebagainya.

Biar gak capek mulut ngingetin dan capek bertindak sendirian, kamu bisa bisa membantu mengingatkan anggota keluarga agar berhemat listrik dengan menempel tulisan-tulisan pengingat di dekat peralatan elektronik. Misalnya, tempel stiker hemat listrik dekat pintu kulkas agar gak sering buka tutup kulkas yang bisa membuat kompresor kulkas bekerja lebih keras dan makan listrik banyak, atau kasi stiker di lampu kamar mandi, dan sebagainya. Kamu juga bisa instruksikan pada asisten rumah tangga agar mengatur jadwal setrika dan cuci supaya lebih efisien.

7. Bayar tagihan listrik atau beli token listrik memanfaatkan promo

Di era kejayaan marketplace seperti saat ini, tawaran promo itu bejibun, gaes. Manfaatkan dong, haha. Banyak kok promo cashback bila kita beli token listrik prabayar atau membayar tagihan listrik pascabayar melalui marketplace. Lumayan juga cashback-nya apalagi bila rutin saban bulan kita bayar lewat situ. Bisa juga memanfaatkan promo cashback atau diskon bila membayar memakai kartu kredit, baik lewat bank atau marketplace.

Sekadar cerita, dulu saat marketplace hijau lagi senang-senangnya memberi cashback, saya manfaatin untuk bayar segala macam di sana, mulai dari bayar listrik, bayar telpon pascabayar, bayar tagihan kartu kredit, dan lain-lain. Cashback-nya kekumpul mayan banget dan bisa jadi uang jajan di aplikasi on-demand seperti Grab melalui OVO-nya itu, haha. Beli kopi kekinian atau boba jadi less guilty karena itu cuma pake duit “limpahan” cashback, hihihi. Bisa juga uang cashback itu kita saving lagi misalnya dibelikan emas atau reksa dana di martketplace yang sama. Ntabb, deh.

Nah, khusus untuk pelanggan listrik prabayar, kamu juga bisa menghemat pengeluaran setrum dengan mengefisienkan pembelian. Maklum, setiap beli pulsa listrik, kan, ada biayanya, tuh. Beli Rp200 ribu dengan beli Rp500 ribu, kena biayanya kalo ga salah sama tuh.. Jadi, ketimbang beli bolak balik dan terkena biaya dobel, mending langsung beli dalam jumlah besar sesuai dengan kebutuhan.

Dengan mempraktekkan 7 cara menghemat listrik tersebut, kamu bisa menekan pengeluaran tagihan listrik prabayar maupun pascabayar dengan cukup signifikan. Guampang, kan? Kalau ada trik lain yang bisa ditambahkan, jangan segan-segan berbagi yaaahhh 😉

Comments

Banyak dibaca

Jakarta, Saya dan Seribu Cerita...

Darurat Literasi Finansial Mahasiswa di Kampus

Tarif Listrik Mahal, Turunkan Daya Listrik Jadi Solusi: Begini Cara Menurunkan Daya Listrik

Strategi Pengelolaan Keuangan Generasi Sandwich Tanpa Drama

Inflasi Tinggi Makin Mencekik, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Jastip Tipu-Tipu Menelan Korban Miliaran Rupiah: Waspadai Penipuan Jastip Skema Ponzi