Dua Garis di Senin Pagi: Alhamdulillah

Ahad sore dan sendirian di rumah. Mengemil buncis+wortel+kentang+tomat, dan segelas air putih manakala tenggorokan seret.

Sok makan sehat? Hehehehe. Not really. Ini tentang kabar bahagia yang menghampiri rumah #Cendana. Yes, i’m officially pregnant! Alhamdulillah. Sekarang, janin dalam rahimku berusia enam minggu. Very early pregnancy. That’s why i hv a big homework to do to make it last…

Tidak lagi makan sembarangan, tidak lagi mengumpat sembarangan (hehe), tidak lagi berlama-lama membiarkan pikiran jelek di dalam otak, tidak lagi seenak udel meluapkan emosi, banyak berdoa dan banyak-banyak berdamai dengan situasi yang mungkin tidak sesuai mauku. It sounds i have a new teacher right now, hehe. Yes, this little angel inside me, slowly changing me into someone new…

Kami, aku dan hubbby memang ingin segera memiliki momongan. Sebelum menikah dulu, sejatinya aku grogi. Kuatir langsung dikasi (GR banget). Alesanku, aku pengen pacaran dulu, saling mengenal dulu, secara kami dulu pacaran juga lempeng bin singkat. So, i guess i need enough time to adapting this new role, as his wife. Maka itu aku sempat minta “penundaan”. But he refused.

Dan saya tahu alasan dia masuk akal semua. Jadi, segala rasa grogiku itu harus ku telan pelan-pelan. Bulan pertama menanti period, aku deg-degan. Dan pas ternyata aku dapet haid, aku lega, hehehe. Tapi lalu perlahan banyak yang berubah di diri ini….

Memasuki bulan kedua perkawinan, aku masih fifty-fifty sih perasaannya. Tapi sudah lebih siap ketimbang bulan pertama. Meski ternyata pas dapet period aku campur aduk antara kecewa tapi juga lega. Yeah, aneh memang.

Masuk bulan ketiga, aku mulai merindukannya. Hatiku bilang, ini sudah waktunya. Pacaran ama suami tiga bulan sudah lumayanlah membawa keintiman kami naik setingkat lebih berkualitas. Nah, di bulan ketiga itu, aku mengalami yg namanya gejala hamil. Dan periodku telat hampir sepekan. Tak sabar menunggu, aku langsung test-packing. Negatif. Kecewa… dan lebih sedih saat melihat matanya. Yes, he’s the one who wanting this very much.

Memasuki bulan keempat, kami mulai serius membuat jadwal hehe. So, aku hitung masa subur dan do all the tricks to make it work… emak-emak yg udah merit pasti pahamlah, hehe. Namun, kali ini aku enggak mau berharap banyak. Sante saja. Kalau terlalu ngotot nanti kecewa. Jadi ya berusaha dan pasrah. Itu prinsipku.

Lalu, aku iseng melihat lagi periode masa subur yang kemarin menjadi acuan kami. Dan rada tercekat saat di situ ditulis, “ada kemungkinan hamil jika belum haid hingga tgl 25 April”. Jadilah pada hari minggu sepekan lalu, setelah tilik bayi tetangga, aku jalan ke supermarket terdekat beli dua testpack.

Senin pagi kami terbangun pagi sekali, masih gelap. Aku sengaja tidak beritahu suami kalau mau tespek pagi itu. Jadi, setelah shalat shubuh, aku balik lagi ke kamar mandi untuk mengetes. Pertama garis tegas hanya satu… aku menelan ludah kecewa… tapi lalu pelan-pelan garis satu lagi terbentuk, hatiku nyaris meledak bahagia. Hampir enggak percaya. Tak puas, akhirnya aku buka tespek satu lagi. Kali ini semakin jelas. Dua garis!! Subhanallah wal hamdulillah.

Ku bagi kabar itu pada ayah si janin yang sedang tiduran di kamar… dan si ayah muda itu bengong saking shock-nya. Hahahaha. Bahagia yang luar biasa hingga sulit aku gambarkan dengan kata-kata di laman ini… Subhanallah!

Setelah itu kami tidak bisa langsung periksa ke dokter. Karena? Senin-Selasa aku deadline edsus yang hectic berat disambung Rabu deadline reguler. Namun, kami belum tenang. Merasa belum official meski sudah memberitahu keluarga Gresik. Rabu kami sempatkan mampir ke bu Bidan deket kompleks. Sayang, enggak ada USG-nya. Tapi ya gakpapa sih, dikasi vitamin kalsium dan asam folat. Kamis baru aku bersikeras ke dokter meski kerjaan belum kelar dan hari itu adalah superdeadline.

Ke rumahsakit deket kantor saja. Mengantri cukup lama dan ketemu Obsgyn bernama dr. Yasmina. Subhanallah saat di USG itulah kami sama-sama melihat.. “Kantong janinnya sudah terbentuk, ini usianya 5 minggu. Itu coba lihat titik kecil, itulah janinnya trus itu plasentanya..”

Hatiku meluber-luber bahagia. Subhanallah. Ya Gusti, terimakasih…

Keluar dari ruang praktek dokter, si suami langsung peluk2 dan cium2 istrinya sampai kami sama-sama lupa gak jalan ke kasir hahahaa. Si perawat yg ngingetin, hihihi jadi malu. “Gakpapa, maklum masih heboh resmi hamil yaaa,” kata si suster.

Alhamdulillah. Tak henti-henti kami bersyukur…. Sejak testpack menunjuk dua garis, aku sudah say goodbye to high heels, pake teplek kemana-mana, dan rajin memasak karena merasa kesulitan mendapatkan makanan bergizi banyak sayur di luar sana. Meski itu cuma bertahan beberapa hari karena si bumil ini bawaannya pengin tiduran. Tipe hamil ngebo kata ibuku. Kakak perempuanku dulu pas hamil juga begini. Enggak pake muntah, hanya mual dikit terutama kalo membaui asap rokok. Bawaannya pengen tidur-tiduran.

Sebenarnya gejala ini sudah terlihat sejak pekan kedua April itu hehe. Sempet juga nulis di sini di mana yg aku tiba-tiba muales ngapa2in sampe pengennya bubu mulu, rupanya itu kuasa Allah untuk membuatku istirahat saat rahimku tengah terjadi proses ajaib ini…. Dan aku sangat bersyukur punya suami yg sangat suportif bin pengertian. Semua dia handle, dan dia makin overprotektif… Istrinya bawaannya makin manja dan pengen peluk mulu hahah.

Dan Selasa besok, kami terbang ke Gresik. Our first babymoon trip. Sudah izin bu dokter katanya enggak masalah. Insyaallah enggak papa, semoga si #bebi selalu sehat dan kuat di dalem ya, nak. Kita ketemu #mbahbuk di Gresik dan mas akbar juga mbak kinar 😀

Mama-mu ngidam makanan gresik hihihi. Krawu, lontong romo, pecel bali, dan seterusnya dan sebagainya. Baik-baik ya anakku sayang, semoga Allah Swt selalu melindungi kita semua, menguatkan bundamu, menguatkanmu di dalam sana. Tumbuhlah anakku, tumbuhlah kuat, sehat, lengkap, lincah….sampai kita berjumpa saat kau siap hadir di dunia ini beberapa bulan lagi…

Aammiin.

Comments

Banyak dibaca

Jakarta, Saya dan Seribu Cerita...

Darurat Literasi Finansial Mahasiswa di Kampus

Tarif Listrik Mahal, Turunkan Daya Listrik Jadi Solusi: Begini Cara Menurunkan Daya Listrik

Strategi Pengelolaan Keuangan Generasi Sandwich Tanpa Drama

Inflasi Tinggi Makin Mencekik, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Jastip Tipu-Tipu Menelan Korban Miliaran Rupiah: Waspadai Penipuan Jastip Skema Ponzi